Postingan

DI DALAM ANGIN

Gambar
DI DALAM ANGIN Matamu yang bagai air menyegarkan duniaku Tak peduli seberapa keras dunia menghujamku Bibir manismu menelan semua kepahitanku Tak peduli seberapa getir perjalanan hatiku Kehadiranmu menyulut semangat melukis senyummu Serasa, batu besar di depan hanya kerikil kecil tuk kulompati Tanpa pamrih kubangun perlahan bahagiamu Bahkan, rela kuresapi hidup bersanding mati rasa di hati Terkutuklah aku yang tak menghargai umurku Aku pun tahu kau bukan hakku dan mungkin bukan takdirku Aku memilih menjadi udara dalam angin mendayu Tak terlihat... Namun membuatmu selalu tersejuk sayu - SEMUTLIAR -

BESOK

Gambar
BESOK Setiap mataku terbenam malam, Sosok kelam datang mendekam Telingaku terus merekam lebar Tanpa kutanya dia selalu berujar Besok... Setiap mataku terangkat pagi, Kutahan hidup merajut arti Rasa rakusku tak ingin rugi Karena kematian menghantui Api hasrat memantik berani Terus bertanya untuk bersahabat “Kematian, kapan aku mati?” Bunyi sama selalu kudapat Besok... - SEMUTLIAR -

MENOPANG BAHAGIAMU

Gambar
MENOPANG BAHAGIAMU Menuju langit tak berhingga Mencoba terbang tanpa sayap yang membawa Mengarungi lautan tanpa perahu Memaksa kaki tanganku menyibak ombak yang menyapu Semakin tinggi aku meraih langit tanpa sayap Semakin dalam aku terjerembap Semakin memaksa aku melawan arus Semakin terlempar tubuhku tak terurus Sempat aku mencoba berubah menjadi debu Agar diriku terbawa angin yang menderu Aku berakhir menjadi gangguan tak berharga Bahkan, sampah mengolok – olokku karena aku tak berguna Semua coba kulakukan agar pantas menjadi alas berdirimu Tetap seolah tak berarti di sudut pandangmu Setiap mataku memandang cahaya sebelum berakhir Kau kembali menenggelamkan wajahku kembali ke air Berartikah aku bagimu? Karena kau sangat berarti bagiku Sudah puaskah kau dengan ceritamu? Karena aku akan tetap menopang kisahmu Hingga, kau tetap terayun dalam perahu bahagiamu - SEMUTLIAR -

CORAK WAKTU

Gambar
CORAK WAKTU Hidup berawal dari lahir dengan warna hitam hampa Tak ada cerah, karena kesucian belum tersentuh warna Kelopak terbuka memaksa jemari membawa lembar hitam tak berpola Seiring langkah, waktu akan menuntun kita membuat garis dan rona Pada kertas hitam ini, tubuh akan melukis abstraknya kehidupan setiap manusia Putih, suci yang melambangkan kebaikan Merah, darah yang menggumamkan kemarahan Biru, ringkuk yang menjadi alas kesepian Abu – abu, yang berujar pada keraguan Kuning, yang memeluk kegembiraan Corak bertumpuk, yang mengukir topeng kemunafikan Kertas kelam itu kini sudah tak sepolos sebelum tersentuh Manusia mewarnainya dengan garis warna yang lahir dari pilihan Pilihan tapak langkah yang kita injak terbawa arus waktu Semua menuju akhir bernama kepuasan dan penyesalan Aku ingin kau tahu, aku pun manusia biasa Kelopakku yang terbelalak lebar, akan mulai layu tak bertenaga Langkahku akan termakan bumi sebagai tempat asalku

RESPIRASI HATI

Gambar
RESPIRASI HATI Dunia terus berputar menggandeng riang sang waktu Para manusia saling meniti langkah merajut kesalahan terburu Begitu pun aku yang dengan polos mengisi masa Kesalahan demi kesalahan menuntunku jatuh kepada kerikil asa Mataku asyik menangkap warna – warni semesta Telingaku memberi rasa sayangnya pada suara dunia Pelukannya merangkul semua jeritan, tangisan dan juga tawa Sesak kisah memenuhi pikiranku yang semakin berwarna Pikiranku bekerja atas izin hatiku Bagai paru – paru yang memerintah hidung untuk bekerja tanpa tahu Pengalaman para makhluk fana terhirup otakku pelajaran lahir dari pengalamanku beradu dengan pengalamanmu Sungguh keikhlasan maha tinggi itulah sebagai tujuanku Tahukah kau, jika aku yang sekarang termasuk hasilmu? Marahmu, tangismu, keluhmu, sayangmu, tawamu, sakitmu dan juga tak pedulimu Semua itu memahat rupa hatiku terbantu dunia Kita berdua tahu, kita tidaklah sempurna Namun, mengapa hanya aku yang